BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Anak-anak penderita syndrome mongoloid atau down's syndrome
memiliki keterlambatan pada hubungan sosial, motorik, serta kognitifnya,
sehingga dapat dikatakan bahwa anak ini mengalami keterlambatan pada semua
aspek kehidupannya. Tetapi anak yang menderita penyakit sindrom down memiliki
tingkatan yang berbeda – beda, yaitu dari tingkatan yang tinggi hingga yang
paling rendah. Pada segi intelektualnya anak sindrom down dapat menderita
retardasi mental tetapi juga ada anak dengan itelejensi normal, tetapi
kebanyakan anak dengan sindrom down memiliki retardasi dengan tingkat rindgan
hingga sedang. Pada perkembangan tubuhnya, anak sindrom down bisa sangat pendek
tetapi bisa sangat tinggi. Serta anak sindrom down bisa menjadi sangat aktif
dan juga bisa menjadi sangat pasif.
Sekalipun
demikian kecepatan pertumbuhan anak dengan sindrom down lebih lambat
dibandingkan dengan anak yang normal, sehingga perlu dilakukan pemantauan
terhadap pertumbuhannya secara berkelanjutan. Kita perlu memantau kadar hormon
tiroid bila pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usia. Selain itu kita juga
dapat memantau perkembangan organ – organ pencernaan, nungkin terdapat kelainan
di dalamnya. Atau mungkin terdapat kelainan pada organ jantung yaitu penyakit
jantung bawaan.
B.
TUJUAN
a.
Agar kami dapat mengetahui definisi penyakit
sindrom down.
b.
Agar
kami dapat mengetahui perjalanan penyakit ini .
c.
Agar
kami dapat mengetahui tanda dan gejala klinik anak yangterkena sindrom down
d.
Agar
kami dapat mengetahui penanganan untuk anak yang terkena sindrom down.
e.
Agar
kami dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam proses keperawatan .
C. MANFAAT
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai pegangan
,pedoman ,dan acuhan kelak nanti jika mendapatkan kasus penyakit sinddrom down
pada anak diRumah Sakit,
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP
DASAR
1. DEFINISI
Down
syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi
klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan
pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down adalah suatu kondisi
keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya
abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan
sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
Down syndrome) merupakan
kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3,[1] yang dapat dikenal dengan
melihat manifestasi klinis yang cukup khas
Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme) adalah
suatu kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental (retardasi
mental) dan kelainan fisik (medicastore).
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan kehadiran bahan genetik salinan tambahan
kromosom pada keseluruhan trisomi 21 atau sebahagian, disebabkan translokasi
kromosom .
Anak dengan sindrom down adalah individu yang
dapat dikenalai dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang
terjadi akibat adanya kromosom 21 yang berlebihan (Soetjiningsih).Kesan salinan
tambahan ini mempunyai perbezaan jelas antara individual, bergantung kepada
tahap salinan tambahan, latar belakang genetik, faktor persekitaran, dan peluang
rawak. Sindrom Down berlaku pada kesemua populasi manusia, dan kesan
seumpamanya telah di dapati pada spesies lain seperti chimpanzee dan tikus.
Baru-baru ini, penyelidik telah mencipta tikus dengan kebanyakan kromosom 21
manusia (tambahan kepada kromosom tikus biasa). Bahan kromosom tambahan datang dalam berbagai cara berbeda. Kariotip
manusia biasa hadir sebagai 46,XX atau 46,XY, menunjukkan 46 kromosom dengan
aturan XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan. Down
syndrome merupakan kelainan yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi
klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan
pertumbuhan fisik dan mental. Down syndrome ini pertama kali dikenal pada
tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti
tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar
menyerupai orang mongolia maka sering juga dikenal dengan Mongoloid. Pada tahun
1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merubah nama dari kelainan yang terjadi
pada anak tersebut dengan merujuk pada penemu pertama syndrome ini dengan
istilah Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang
sama.
2. EPIDEMIOLOGI
Sindrom down merupakan
kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Angka
kejadian pada tahun 1994 mencapai 1.0 - 1.2 per 1000 kelahiran dan pada 20
tahun yang laludilaporkan 1,6 per 1000 kelahiran. Kebanyakan anak dengan
sindrom down dilahirkan oleh wanita yang berusia datas 35 tahun. Sindrom down
dapat terjadi pada semua ras. Dikatakan angka kejadian pada orang kulit putih
lebih tinggi dari orang hitam (Soetjiningsih).
Sumber
lain mengatakan bahwa angka kejadian 1,5 per 1000 kelahiran, ditemukan pada
semua suku dan ras, terdapat pada penderita retardasi mental sekitar 10 %,
secara statistik lebih banyak di lahirkan oleh ibu yang berusia lebih dari 30
tahun, prematur dan pada ibu yang usianya terlalu muda (Staf pengajar Ilmu
Kesehatan Anak FKUI).
Kejadian
sindrom Down dianggarkan pada 1 setiap 800 hingga 1 setiap 1000 kelahiran. Pada
2006, Pusat Kawalan Penyakit (Center for Disease Control) menganggarkan kadar
sehingga 1 setiap 733 kelahiran hidup di Amerika Sarikat. Sekitar 95% dari
penyebab sindrom down adalah kromosom 21. Sindrom Down berlaku dikalangan semua
ethnik dan semua golongan tahap ekonomi. memberi kesan kepada risiko kehamilan
bayi dengan sindrom Down. Pada ibu berusia antara 20 hingga 24, risikonya
adalah 1/1490; pada usia 40 risikonya adalah 1/60, dan pada usia 49 risikonya
adalah 1/11. Sungguhpun risiko meningkat dengan usia ibu, 80% kanak-kanak
dengan sindrom Down dilahirkan pada wanita bawah usia 35, menunjukkan kesuburan
keseluruhan kumpulan usia tersebut. Selain usia ibu, tiada faktor risiko lain
diketahui.
3.
ETIOLOGI
Pada
tahun 1959 Leujene dkk (dikutip dari sony HS, dalam buku tumbuh kembang anak
karangan Soetjiningsih) melaporkan temuan mereka bahwa pada semua penderita
sindrom down mempunyai 3 kromosom 21 dalam tubuhnya yang kemudian disebut
dengan trisomi 21. tetapi pada tahun – tahun berikutnya, kelainan kromosom lain
juga mulai tampak, sehingga disimpulkan bahwa selain trisomi 21 ada penyebab
lain dari timbulnya penyakit sindrom down ini. Meskipun begitu penyebab
tersering dari sindrom down ini adalah trisomi 21 yaitu sekitar 92-95%,
sedangkan penyebab yang lain yaitu 4,8-6,3% adalah karena kketurunan.
Kebanyakan adalah translokasi Robertisonian yaitu adanya perlekatan antara
kromosom 14, 21 dan 22.
Penyebab yang telah diketahui adalah kerena adanya
kelainan kromosom yang terletak pada kromosom yang ke 21, yaitu trisomi.
Dan
penyebab dari kelainan kromosom ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal di
bawah ini, antara lain :
1) Non disjungtion (pembentukan gametosit)
ü Genetik
Bersifat menurun. Hal ini dibuktikan dengan penelitian epidemiologi pada
kelurga yang memiliki riwayat sindrom down akan terjadi peningkatan resiko pada
keturunannya.
ü Radiasi
Menurut Uchida (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kkembang anak
karangan Soetjiningsih) menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak
dengan sindrom down adal ibu yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut.
Sehingga dapat terjadi mutasi gen.
ü Infeksi
Infeksi juga dikaitkan dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini belum ada
ahli yang mampu menemukan virus yang menyebabkan sindrom down ini.
ü Autoimun
Penelitian Fial kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh kembang anak
karangan Soetjiningsih) secara konsisten mendapatkan adanya perbedaan antibodi
ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down dengan anak yang normal.
ü Usia ibu
Usia ibu diatas 35 tahun juga mengakibatkan
sindrom down. Hal ini disebabkan karena penurunan beberapa hormon yang berperan
dalam pembentukan janin, termasuk hormon LH dan FSH.
ü Ayah
Penelitian sitogenetik mendapatkan bahwa 20 – 30% kasus penambahan kromosom 21
bersumber dari ayah, tetapi korelasi tidak setinggi dengan faktor dari ibu.
2)
Gangguan
intragametik yaitu gangguan pada gamet, kemungkinan terjadi Translokasi
kromosom 21 dan 15.
3)
Organisasi
nukleus yaitu sintesis protein yang abnormal sehingga menyebabkan kesalahan DNA
menuju ke RNA.
4)
Bahan
kimia juga dapat menyebabkan mutasi gen janin pada saat dalam kandungan.
5)
Frekwensi
coitus akan merangsang kontraksi coitus, sehingga dapat berdampak pada janin.
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab yang spesifik belum
diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko
tinggi memiliki anak syndrom down. Karena diperjirakan terdapat perubahan
hormonal yang dapat menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi
translokasi kromosom 21 dan 15. Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.
5. PROGNOSIS
44 % syndrom down hidup sampai
60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka kejadian
penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80 % kematian.
Meningkatnya resiko terkena leukimia pada syndrom down adalah 15 kali dari
populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan
hidup setelah umur 44 tahun.
Anak syndrom down akan mengalami
beberapa hal berikut :
a) Gangguan tiroid
b) Gangguan pendengaran akibat
infeksi telinga berulang dan otitis serosa
c) Gangguan penglihatan karena
adanya perubahan pada lensa dan kornea
d) Usia 30 tahun menderita demensia
(hilang ingatan, penurunan kecerdasan danperubahan kepribadian)
6.
GEJALA
KLINIS
Berat
pada bayi yang baru lahir dengan penyakit sindrom down pada umumnya kurang dari
normal, diperkirakan 20% kasus dengan sindrom down ini lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram. Anak-anak yang menderita sindroma Down memiliki
penampilan yang khas:
1.
Bentuk tulang tengkoraknya asimetris atau ganjil
dengan bagian belakang kepalanya mendatar (sutura sagitalis terpisah).
2.
Lesi pada iris mata (bintik Brushfield), matanya
sipit ke atas dan kelopak mata berlipat-lipat (lipatan epikantus) serta jarak
pupil yang lebar.
3.
Kepalanya lebih kecil daripada normal.
(mikrosefalus) dan bentuknya abnormal serta Leher pendek dan besar
4.
Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa
Congenital Heart Disease (kelainan jantung bawaan). kelainan ini yang biasanya
berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.
5.
Hidungnya datar (Hidung kemek/Hipoplastik)
lidahnya menonjol, tebal dan kerap terjulur serta mulut yang selalu terbuka.
6.
Tangannya pendek dan lebar dengan jari-jari tangan
yang pendek dan seringkali hanya memiliki satu garis tangan pada telapak
tangannya. Tapak tangan ada hanya satu lipatan
7.
Jarak ibu jari kaki dengan jari kedua lebar
8.
Jari kelingking hanya terdiri dari dua buku dan
melengkung ke dalam (Plantar Crease).
9.
Telinganya kecil dan terletak lebih rendah
10. Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan (hampir semua penderita sindroma Down tidak pernah
mencapai tinggi badan rata-rata orang dewasa)
11.
Keterbelakangan mental.
12. Hiper
fleksibilitas.
13. Bentuk
palatum yang tidak normal
14. Kelemahan
otot
Namun tidak semua ciri – ciri di atas akan
terpenuhi pada penderita penyakit sindrom down, berdasarkan penelitian terakhir
orang dengan penyakit sindrom down juga dapat mengukir prestasi seperti
kebanyakan orang yang normal.
7. DIAGNOSIS
Pemeriksaan
diagnostik digunakan ntuk mendeteksi adanya kelainan sindrom down, ada beberapa
pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain:
·
Pemeriksaan fisik penderita.
·
Pemeriksaan kromosom (Kariotip manusia biasa hadir
sebagai 46 autosom+XX atau 46 autosom+XY, menunjukkan 46 kromosom dengan aturan
XX bagi betina dan 46 kromosom dengan aturan XY bagi jantan, tetapi pada
sindrom down terjadi kelainan pada kromosom ke 21 dengan bentuk trisomi atau
translokasi kromosom 14 dan 22). Kemungkinan terulang pada kasus (trisomi
adalah sekitar 1%, sedangkan translokasi kromosom 5-15%)
·
Ultrasonograpgy (didapatkan brachycephalic, sutura
dan fontela terlambat menutup, tulang ileum dan sayapnya melebar)
·
ECG (terdapat kelainan jantung)
·
Echocardiogram untuk mengetahui ada tidaknya
kelainan jantung bawaan mungkin terdapat ASD atau VSD.
·
Pemeriksaan darah (percutaneus umbilical blood
sampling) salah satunya adalah Dengan adanya Leukemia akut menyebabkan
penderita semakin rentan terkena infeksi, sehingga penderita ini memerlukan
monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi yang adekuat.
·
Penentuan aspek keturunan
·
Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan cairan amnion
atau korion pada kehamilan minimal 3 bulan, terutama kehamilan di usia diatas
35 tahun keatas
·
Pemeriksaan dermatoglifik yaitu lapisan kulit biasanya
tampak keriput.
8 . PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Sampai saat ini belum
ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan
ini.Pada tahap perkembangannya penderita Down syndrom juga dapat mengalami
kemunduran dari sistim tubuhnya.Dengan demikian penderita harus mendapatkan
support maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam menggunakan sarana
atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran perkembangan baik fisik
maupun mentalnya. Hal yang dapat dilakukan antara lain :
1. Penanganan
Secara Medis
ü
Pembedahan
Pembedahan
biasanya dilakukan pada penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung,
mengingat sebagian besar penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya
kelainan pada jantung tersebut.
ü
Pemeriksaan Dini üntuk Pendengaran.
Biasanya
terdapat gangguan pada pendengaran sejak awal kelahiran, sehingga dilakukan
pemeriksaan secara dini sejak awal kehidupannya.ü Penglihatan Sering terjadi
gangguan mata, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara rutin oleh dokter
ahli mata.
ü
Pemeriksaan Nutrisi
Pada
perkembangannya anak dengan sindrom down akan mengalami gangguan pertumbuhan
baik itu kekurangan gizi pada masa bayi dan prasekolah ataupun kegemukan pada
masa sekolah dan dewasa, sehingga perlu adanya kerjasama dengan ahli gizi.
ü
Pemeriksaan Radiologis
Diperlukan
pemeriksaan radiologis untuk memeriksa keadaan tulang yan dianggap sangat
mengganggu atau mengancam jiwa (spina servikalis)
2. Pendidikan
ü
Pendidikan khusus
Program
khus untuk menangani anak dengan sindrom down adalah membuat desain bangunan
dengan menerapkan konsep rangsangan untuk tempat pendidikan anak-anak down's
syndrome. Ada tiga jenis rangsangan, yakni fisik, akademis dan sosial. Ketiga
rangsangan itu harus disediakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Hal
ini diharapkan anak akan mampu melihat dunia sebagai sesuatu yang menarik untuk
mengembangkan diri dan bekerja.
ü
Taman bermain atau taman kanak – kanak
Rangsangan
secara motorik diberikan melalui pengadaan ruang berkumpul dan bermain bersama
(outdoor) seperti :
a) Cooperative
Plaza untuk mengikis perilaku pemalu dan penyendiri.
b) Mini
Zoo dan Gardening Plaza adalah tempat bagi anak untuk bermain bersama hewan dan
tanaman.
ü
Intervensi dini.
Pada
akhir – akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai
sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan bagi anak dengan
sindrom down. Akan mendapatkan manfaat dari stimulasi sensori dini, latihan
khusus untuk motorik halus dan kasar dan petunjuk agar anak mau berbahasa.
Dengan demikian diharapkan anak akan mampu menolong diri sendiri, seperti
belajar makan, pola eliminasi, mandi dan yang lainnya yang dapat membentuk
perkembangan fisik dan mental.
ü
Penyuluhan terhadap orang tua
Diharapkan
penjelasan pertama kepada orang tua singkat, karena kita memandang bahwa
perasaan orang tua sangat beragam dan kerena kebanyakan orang tua tidak
menerima diagnosa itu sementara waktu, hal ini perlu disadari bahwa orang tua
sedang mengalami kekecewaan. Setelah orang tua merasa bahwa dirinya siap
menerima keadaan anaknya, maka penyuluhan yang diberikan selanjutnya adalah
bahwa anak dengan sindrom down itu juga memiliki hak yang sama dengan anak
normal lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan. Pada pertemuan selanjutnya
penyuluhan yang diberikan antra lain : Apa itu sindrom down, karakteristik
fisik dan antisipasi masalah tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus diberi
tahu tentang fungsi motorik, perkembangan mental dan bahasa. Demikian juga
penjelasan tentang kromosom dengan istilah yang sederhana, informasi tentang
resiko kehamilan berikutnya.
9.
PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
untuk penyakit sindrom down antara lain :
a. Pencegahan
dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis
bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan (lebih dari 3
bulan). Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan Down syndrome
atau mereka yang hamil di atas usia 35 tahun harus dengan hati-hati dalam
memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak
dengan Down syndrome lebih tinggi. Down Syndrome tidak bisa dicegah, karena
Down Syndrome merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom.
Jumlsh kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3.
b. Konseling
genetik juga menjadi alternatif yang sangat baik, karena dapat menurunkan angka
kejadian sindrom down. Dengan Gene targeting atau Homologous recombination gene
dapat dinon-aktifkan. Sehingga suatu saat gen 21 yang bertanggung jawab
terhadap munculnya fenotip sindrom down dapat di non aktifkan.
B. KONSEP
KEPERAWATAN (ASUHAN
KEPERAWATAN)
A.
Pengkajian
1. Selama Masa Neonatal Yang Perlu Dikaji :
a) Keadaan suhu tubuh terutama masa
neonatal
b) Kebutuhan nutrisi / makan
c)
Keadaan
indera pendengaran dan penglihatan
d) Pengkajian tentang kemampuan
kognitif dan perkembangan mental anak
e) Kemampuan anak dalam
berkomunikasi dan bersosialisasi.
f)
Kemampuan
motorik.
g) Kemampuan keluarga dalam merawat
anak denga syndrom down terutama tentang kemajuan perkembangan mental anak
2. Pengkajian terhadap kemampuan
motorik kasar dan halus.
3. Pengkajian kemampuan kognitif
dan perkembangan mental
4. Pengkajian terhadap kemampuan
anak untuk berkomunikasi.
5. Tes pendengaran, penglihatan dan
adanya kelainan tulang.
6. Bagaimana penyesuaian keluarga
terhadap diagnosis dan kemajuan perkembangan mental anak.
B. Diagnosa keperawatan
1)
Perubahan
nutrisi (pada neonatus) : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan
pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi.
2)
Resiko
terhadap cidera berhubungan dengan kemampuan pendengaran yang berkurang.
3)
Tidak
efektifnya koping keluarga berhubungan dengan faktor finansial yang dibutuhkan
dalam perawatan dan mempuyai anak yang tidak normal.
4)
Kurangnya
interaksi sosial anak berhubungan dengan keterbatasan fisik dan mental yang
mereka miliki.
5)
Defisit
pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan perawatan anak syndrom down.
C. Intervensi
dan Implementasi
1)
Berikan
nutrisi yang memadai
a.
Lihat
kemampuan anak untuk menelan
b.
Beri
informasi pada orang tua cara yang tepat / benar dalam memberi makanan yang
baik.
c.
Berikan
nutrisi yang baik pada anak dengan gizi yang baik
2)
Anjurkan
orang tua untuk memeriksakan pendengaran dan penglihatan secara rutin
3)
Gali
pengertian orang tua mengenai syndrom down
a.
Beri
penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya
b.
Beri
informasi pada orang tua tentang perawatan anak dengan syndrom down
4)
Motivasi
orang tua agar :
a.
Memberi
kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar anak mudah
bersosialisasi.
b.
Memberi
keleluasaan / kebebasan pada anak unutk berekspresi
5) Berikan motivasi pada orang tua
agar memberi lingkunga yang memadai pada anak
a.
Dorong
partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus serta
pentunjuk agar anak mampu berbahasa.
b.
Beri
motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas
sehari-hari.
D. Evaluasi
1.
Tidak ada kesulitan dalam pemberian makan pada anak Anak sehingga anak
mendapat nutrisi yang cukup dan adekuat.
2.
Pendengaran dan penglihatan anak dapat terdeteksi sejak dini dan dapat
dievaluasi secara rutin.
3.
Keluarga turut serta aktif dalam perawatan anak syndrom down dengan baik
4.
Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga anak
dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain tidak merasa minder.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Down syndrome merupakan kelainan yang
dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang
berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. Syndrome Down
adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang
diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk
akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi
pembelahan (Wikipedia indonesia).
Sindroma Down (Trisomi 21, Mongolisme)
adalah suatu kelainan kromosom yang menyebabkan keterbelakangan mental
(retardasi mental) dan kelainan fisik (medicastore).
Sindrom Down adalah kecacatan kromosom bercirikan kehadiran bahan genetik
salinan tambahan kromosom pada keseluruhan trisomi 21 atau sebahagian,
disebabkan translokasi kromosom (wikipedia melayu).
B. Saran
Sebagai sedikit saran sebaiknya
mahasiswa lebih aktif lagi dalam pencarian pengetahuan tentang berbagai hal
bukan hanya di bidang keperawatan juga di bidang lain agar dapat menjadi
perawat yang intelektual.